Berbicara masalah Syiah tidak dapat terlepas dari Negara Iran,
karena ia merupakan simbol dan pusat penyebaran paham Syiah. Anda pasti kaget,
ternyata sebagian besar penduduk Negara itu pada mulanya adalah Ahlu Sunnah
kemudian saat Syah Ismail menjadi Raja Iran pada tahun 1502 bertepatan tahun
907 H, dia menggandeng Syiah dalam banyak kebijakan pemerintahannya.
Dari sinilah mulai tragedi berdarah terhadap Ahlu Sunnah di
Iran, meskipun pada hakekatnya lebih dahsyat dari yang dapat diketahui oleh
dunia karena ketatnya sistim untuk mengakses berita tersebut. Allah ta’ala
berfirman,
وَلَن تَرْضَى عَنكَ الْيَهُودُ وَلاَ النَّصَارَى حَتَّى
تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ
أَهْوَاءهُم بَعْدَ الَّذِي جَاءكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللّهِ مِن
وَلِيٍّ وَلاَ نَصِيرٍ.
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu
hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah
Itulah petunjuk (yang benar)”. dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan
mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi
pelindung dan penolong bagimu” (QS. Al Baqarah:120).
Berlandaskan firman Allah tersebut, jelaslah bahwa semua
agama-agama selain Islam tidak pernah rela terhadap kejayaan Islam di muka bumi
ini. Barangkali ada beberapa orang awam yang bertanya, apa hubungan ayat
tersebut dengan Syiah, bukankah syiah juga termasuk agama islam?.
Ya, mereka mengatasnamakan orang muslim, tapi apa benar mereka
muslim?. Al-Imam Sufyan Ats-Tsauri ketika ditanya tentang seorang yang mencela
Abu Bakar dan Umar, beliau berkata: “Ia telah kafir kepada Allah.”
Kemudian ditanya: “Apakah kita menshalatinya (bila meninggal dunia)?” Beliau
berkata: “Tidak, tiada kehormatan (baginya)….” (Siyar A’lamin Nubala,
7/253)
Tahun 1917 M, saat revolosi Iran bergolak, ahlu sunnah bersama
penduduk Iran lainnya berjuang bersama-sama melawan kedhaliman Raja Syah
Ismail, dan secara khusus Ahlu Sunnah berjuang dengan segala kekuatan untuk
mendapatkan hak dalam beribadah, namun ketika berhasil menumbangkan Raja Syah
Ismail para petinggi Syiah dengan arogansinya mengokohkan Syiah sebagai
satu-satunya landasan hukum negara.
Di awal-awal kepemimpinan Syiah, diskriminasi terhadap Ahlus
Sunnah sudah mulai muncul, misalnya dalam hukum negara tercantum; Syarat
menjadi presiden harus bermadzhab Syiah. Epesode selanjutnya para ulama sunnah
diburu, diusir, ditangkap, dipenjara dan disiksa sebab bermadzhab sunni dan
bukan karena lainnya. Larangan mendirikan masjid di Taheran, padahal saat itu
penduduk Sunni di Taheran lebih dari satu juta. Dalam suatu acara; Ali Al
Khumaini mengatakan; selama saya masih hidup saya tidak akan mengizinkan Ahlus
Sunnah untuk mendirikan masjid”.
Khumaini tidak hanya melarang namun juga memerintahkan untuk
menghancurkan masjid Ahlus Sunnah di wilayah Khurasan kemudian disulap menjadi
taman rekreasi, termasuk pembakaran gedung-gedung, markas pendidikan Ahlu
Sunnah serta para santrinya. Tidak heran jamaah masjid berusaha untuk
melawannya tapi apa daya, usaha mereka dibalas dengan tembakan peluru tajam dan
senjata-senjata berat lainnya, tidak terbayangkan jumlah syuhada yang
berguguran.
Ketika Mahmoud Ahmadinajad mencalonkan diri sebagai presiden
dengan mengusung motto “Keadilan dan Kemakmuran”, Ahlu Sunnah merasa ada angin
segar dan berharap bahwa ini adalah akhir dari kekejaman Syiah, namun apa yang
terjadi setelah dia terpilih jadi presiden penindasan dan penangkapan terhadap
ulama-ulama Sunnahpun berulang kembali, permohonan izin untuk melakukan shalat
Jum’at di gedung Taheran dilarang, shalat Jum’at di lapangan umum juga dilarang
dan berbagai macam pemasungan hak beribadah Ahlu Sunnah.
Surat kabar The Daily News memberitakan, ketika salah seorang
rujukan Syi’ah yang bernama Misbah Al Yazdi ditanya tentang sebab tidak
diizinkannya Ahlus Sunnah mendirikan mesjid di Taheran, ia menjawab: “Kalau di
Mekkah telah diizinkan untuk membangun Huseiniyyah, maka barulah di Taheran
boleh didirikan mesjid Ahlus Sunnah.
Heem…, kita hanya bisa berdo’a dan mengelus dada, mereka mengatakan
Muslim bahkan nama negaranya Republik Islam Iran namun perlakuan terhadap Ahlus
Sunnah sangat kejam, sebaliknya hubungan mereka dengan kaum kuffar sangat
mesra, terlihat di sana banyak gereja-gereja berdiri megah dan tempat
ibadah-ibadah orang-orang kafir lainnya. Ini pertanda jelas dalam aqidah mereka
bahwa Ahlu Sunnah adalah musuh utama Syiah.
Selain di Iran terdapat juga Ahlus Sunnah di Iraq, Libanon,
Yaman, Suria dll, dan kondisi mereka juga tidak jauh berbeda dengan apa yang
dialami oleh kaum muslimin di Iran. Dan apa yang bergolak di Suria hari ini
adalah bukti yang tidak terbantahkan bahwa Syiah bersatu padu dalam memusuhi
Ahlu Sunnah, meskipun sesungguhnya Syiah yang ada di Suriah merupakan sempalan
Syiah Iran tapi dalam membantai Ahlu Sunnah mereka satu kata. Tidak ketinggalan
Syiah Hizbullah Libanon –baca hizbussyaithon- berperan besar bersama Syiah
Suria dalam membantai Ahlu Sunnah di Suria.
Informasi dari para masyayikh yang barusan berkunjung ke Suria
dalam misi bantuan kemanusian, mereka mendapatkan fakta bahwa; Ribuan syuhada
Ahlu Sunnah dan ribuan kurban luka-luka dalam kondisi yang sangat mengenaskan
dan membuat bulu merinding karena akibat penyiksaan dan kebiadaban Syiah sebelum
menghabisi mereka, tidak hanya itu, setiap akal sehat pasti tidak akan
menerima, bagaimana mungkin anak-anak, wanita-wanita dan orang-orang tua yang
tidak tahu menahu ikut jadi kurban penyiksaan, bukan karena mereka ikut
berjuang di barisan Ahlus Sunnah, sekali lagi saya katakan bukan, namun hanya
karena mereka berakidah Ahlus Sunnah.
Saya tidak habis fikir, saat saya melihat video di yotube,
seorang tentara Syiah Suria yang gagah perkasa dengan seragam kebanggaannya
sambil menenteng senjata menginjak-injak anak kecil berumur sekitar 9 tahunan
yang terlentang di tengah jalan. Ibunya hanya bisa melihat dengan deraian air
mata dan hati hancur lebur. Apakah dosa anak tersebut?!. Sungguh ini adalah
perang agama, mereka ingin memusnahkan kaum muslimin Ahlu Sunnah sampai ke
akar-akarnya.
Di antara kekejaman Syiah terhadap Ahlu Sunnah di Suria
sebagaimana dijelaskan oleh salah seorang ulama Ahlu Sunnah Suria Nama Syaikh
ini sengaja dirahasiakan demi menjaga keselamatan keluarga beliau yang bermukim
di Syiria, dalam suatu kajian yang diterjemahkan oleh Ustadz Firanda Andirja,
MA.
Sekitar duapuluh orang tentara memperkosa seorang perempuan di
depan suaminya. pada tanggal 3 Februari 2012 saat Basyar Asad laknatullah
‘alaihi, memerintahkan para tentaranya untuk mengebom suatu lokasi yang
akhirnya menewaskan 350 orang dan luka-luka 1500 terluka, mereka juga mencampur
racun di air PAM untuk membunuh Ahlu Sunnah, adapula anak-anak yang dicincang
di depan kedua orang tuanya, dan lain sebagainya yang dapat anda lihat sendiri
di berbagai video di youtube. Dan saat makalah ini ditulus jumlah syuhada
muslimin Suria sekitar 12112 syahid, semoga Allah ta’ala merahmati mereka
semua, amin.
Hikmah besar di balik krisis Suria, yaitu Allah ta’ala hendak
membongkar topeng paham Syiah yang sesungguhnya, cukuplah sudah puluhan tahun
umat Islam tertipu oleh kemunafikannya, mereka menyuarakan ke seluruh dunia
bahwa Ahlu Sunnah di Iran mendapatkan kebebasan, kedudukan dan hak beribadah
sebagaimana penduduk Iran lainnya. Hampir setiap muslim terpedaya oleh tipu
dayanya kecuali orang yang Allah rahmati, senjata berakting dengan bermuka dua
mampu merebut hati sebagian masyarakat Sunni, ditambah dengan manisnya senyum
mereka setiap berjumpa dengan orang serta luwesnya dalam bergaul.
Gerakan lain yang cukup menipu kaum muslimin di seluruh dunia,
adalah Hizbullah yang artinya partai Tuhan, gerakan yang beroperasi di Libanon,
banyak orang yang mengira bahwa gerakan ini dalam rangka menegakkan panji-panji
Islam dan kemulian kaum muslimin, ternyata gerakan ini adalah kepanjangan
tangan Syiah Iran, maka tidak heran jika Iran menjadi kiblat dalam idiologi
mereka. Mereka berdomisili di selatan Libanon, saat Israil menyerbu Libanon
Hizbullah secara dhahir melakukan perlawanan namun sejarah mengatakan justru memberikan
jalan masuk dan akhirnya dapat menerobos wilayah Libanon barat yang banyak
dihuni oleh kaum muslimin Ahlu Sunnah juga para pengungsi Palestine, yang
akhirnya agresi tersebut memporak-porandakan wilayah tersebut dan memaksa kaum
muslimin Ahlu Sunnah meninggalkannya. Inilah yang sangat diharapkan hizbullah,
demikianpula saat Gaza diserbu Israel hizbullah dengan enteng mengatakan ini
bukan urusan kami.
Saudaraku….. benar,
syiah dengan bekal taqiyah (berbohong atau menyembunyikan yang sesungguhnya)
mereka berakhlak baik, pandai bergaul, luwes bermasyarakat, menyapa jika
bertemu bahkan juga suka membantu orang lain, namun itu semua hanya kita dapati
di wilayah-wilayah minoritas Syiah, akan tetapi jika mereka sudah mayoritas
maka tragedi berdarah terhadap kaum muslimin Ahlu Sunnah akan kita saksikan.
Alhamdulillh dengan apa yang terjadi di Suria kaum muslimin
segera sadar bahwa sesungguhnya Syiah adalah paham di luar Islam, mustahil
untuk bersatu dengan kaum muslimin Ahlu Sunnah, dan mereka teman dekat Yahudi
serta kaum kuffar lainnya. Kita memohon kepada Allah ta’ala taufiq dan
istiqamah dalam beramal shaleh dan berjalan di atas manhaj para ulama salaf.
Amin.
Allahu ‘alam bisshawab (*)
Penulis: Ustadz Nurhasan Asy’ari (Dai di Islamic Center Badi’ah
Riyadh)
Artikel Muslim.Or.Id
Komentar
Posting Komentar