SALAFI, antara Tuduhan & Kenyataan Bag.11

[..Dan seperti biasa, Idahram tidak mampu mendatangkan sedikit pun bukti ilmiah kebenaran tuduhan ini..]

🌹 SALAFI, antara Tuduhan & Kenyataan
Bag. 11 (sambungan) 🌷

3. Penaklukan Kota Uyainah

Kedustaan yang sangat keji tanpa sedikit pun disertai bukti-bukti ilmiah kembali dihembuskan oleh saudara Idahram, dia menuduh, pada tahun 1163 H Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah memerintahkan untuk menghancurkan kota Uyainah dan melarang pembangunannya kembali selama 200 tahun karena Allah Ta’ala akan mengirimkan jutaan belalang untuk meluluhlantakkan kota tersebut (pada hal. 88-89), lalu pada catatan kaki nomor 28, Idahram mengklaim, sumber berita ini dari kitab Unwan Al-Majd, jilid 1 h. 23.

Nampak di sini, saudara Idahram berusaha mengelabui kaum muslimin dengan memanfaatkan keawaman dan ketidakmampuan mereka untuk menelusuri sumber sejarah yang diklaim oleh Idahram.

Kenyataannya, setelah kami melihat langsung ke sumber yang disebutkan Idahram, tidak ada sedikitpun kisah tersebut pada halaman yang disebutkan, entah dari mana dia mendapatkan berita bohong ini?

Lalu kami mencoba mencarinya pada kisah-kisah kejadian tahun 1163 H sebagaimana yang diinfokan oleh saudara Idahram, bahwa kisah itu terjadi pada tahun tersebut (pada hal. 87), juga tidak ada satu pun fakta sejarah sebagaimana tuduhan Idahram.

Silahkan pembaca yang budiman melihat langsung ke kitab Unwan Al-Majd, cetakan ke-4 tahun 1982, seperti cetakan yang diajadikan rujukan oleh Idahram, yang dicetak oleh percetakan Darat Al-Malik Abdul Aziz Riyadh.

Silakan lihat pada jilid 1 hal. 23 seperti klaim saudara Idahram, lihat juga kisah yang terjadi tahun 1163 pada jilid 1 hal. 60-62, pembaca tidak akan mendapati kisah yang diceritakan oleh Idahram tersebut.

وَالَّذِ تَ وَلَّى كِبْ رَهُ مِنْ هُمْ لَهُ ذََُابٌ يََُِّمٌ

“Dan siapa diantara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya adzab yang besar.” [An-Nuur: 11]

Kembali kami ingatkan, ayat yang mulia ini semoga menjadi peringatan kepada penulis, penerbit, penjual dan penganjur buku Sejarah Berdarah yang penuh dengan kedustaan ini, hadaahumullah.

4. Lagi, Tuduhan Dusta Idahram terhadap Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah Atas Pembunuhan Utsman bin Mu’ammar

Saudara Idahram kembali melemparkan tuduhan dusta terhadap Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah, bahwa beliau telah membunuh pemimpin Uyainah yang bernama Utsman bin Mu’ammar (pada hal. 89-90).

Pada catatan kaki nomor 29, saudara Idahram kembali mengklaim bahwa sumber sejarah tersebut dari sebuah kitab yang berjudul Tarikh Najd, hal. 97, karya Ibnu Ghannam rahimahullah.

Entah cetakan mana dan tahun berapa yang dimiliki oleh Idahram, sebab setelah kami melihat langsung pada sumber yang disebutkan Idahram, yaitu kitab Tarikh Najd, hal. 97, cetakan Darus Syuruq tahun 1994 M, sama sekali tidak terdapat kisah tersebut.

Lalu kami mencoba mencari pada halaman lain tentang kisah pembunuhan Utsman bin Mu’ammar, dan kami dapati tidaklah seperti tuduhan Idahram, bahkan yang sebenarnya, Utsman bin Mu’ammar telah bergabung bersama pasukan Dir’iyyah dalam peperangan melawan Dahham bin Dawwas, Penguasa Riyad yang berkhianat pada tahun 1159 H-1160 H, dimana Dahham bin Dawwas dan pasukannya dari Riyad membunuh penduduk Manfuhah yang telah mengikuti dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah, maka pasukan Dir’iyyah dengan dibantu Utsman bin Mu’ammar pun mengadakan perlawanan kepada Dahham bin Dawwas, hingga pecah pertempuran antara Dir’iyyah dan Riyad dengan kekalahan pada pihak Riyad, namun Dahham berhasil meloloskan diri.⁸⁹

Kisah ini sekaligus bantahan kepada saudara Idahram atas tuduhannya dalam penyerangan kota Riyad (pada hal. 93-94), hakikat penyerangan tersebut hanyalah pembalasan terhadap pengkhianatan penduduk Riyadh yang dipimpin oleh Dahham bin Dawwas dalam menyerang dan membunuh penduduk Manfuhah.

Setelah pertempuran ini, Utsman bin Mu’ammar melakukan pengkhianatan dengan melakukan persekongkolan bersama penguasa Tsarmada, Ibrahim bin Sulaiman dan penguasa Riyad yang lari, Dahham bin Dawwas.

Mereka berencana jahat terhadap Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah, untuk itu mereka mengatur strategi bagi Dahham agar berpura-pura sudah mengikuti dakwah tauhid yang diserukan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah dan datang ke Uyainah bersama Ibrahim bin Sulaiman. Maka Utsman bin Mu’ammar lalu mengundang Syaikh untuk datang ke Uyainah.

Namun Syaikh dapat mencium aroma pengkhianatan Utsman bin Mu’ammar, hingga beliau tidak mau memenuhi undangan Utsman. Tapi Utsman kembali berjanji setia kepada Dir’iyyah, sehingga pengkhianatannya dimaafkan. Justru ketika itu, penduduk Uyainah sendiri yang marah atas pengkhianatan pemimpin mereka.⁹⁰

Sayangnya, pada tahun 1163 H, Utsman bin Mu’ammar kembali berkhianat. Hal itu dilaporkan kepada Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah oleh penduduk Uyainah sendiri. Mereka datang kepada Syaikh mengeluhkan kekhawatiran mereka atas kelicikan Ustman bin Mu’ammar.

Maka Syaikh pun mengambil janji dari mereka untuk memerangi siapa saja yang memusuhi dakwah kepada tauhid, walau pemimpin mereka sendiri. Ibnu Mu’ammar pun ketakutan, hingga ia meminta pertolongan Ibrahim bin Sulaiman, pemimpin Tsarmada untuk memerangi rakyatnya sendiri.

Mengetahui hal tersebut, dua orang penduduk Uyainah yang bernama Hamd bin Rasyid dan Ibrahim bin Zaid pun membunuh Ibnu Mu’ammar ketika selesai sholat jum’at pada bulan Rajab tahun 1163 H. Ketika itu Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah masih berada di Dir’iyyah, bagaimana bisa dituduh membunuh Ibnu Mu’ammar!?

Dalam kisah ini pun tidak ada tuduhan bahwa Ibnu Mu’ammar dibunuh karena dia telah musyrik dan kafir seperti tuduhan Idahram,⁹¹ tapi karena pengkhianatannya kepada penduduk Uyainah, sehingga yang membunuhnya adalah penduduknya sendiri. Silakan lihat kisah yang sebenarnya pada kitab Tarikh Najd, hal. 103.

5. Belum Puas, Idahram Kembali Melemparkan Tuduhan Dusta Atas Pembunuhan Penduduk Ahsaa dan Qashim

Seakan sudah menjadi kebiasaanya, saudara Idahram kembali melemparkan tuduhan dusta kepada Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah, bahwa beliau membunuh orang-orang yang tidak mau mengikuti seruan dakwahnya dan harta mereka dibagi-bagi (pada hal. 91).

Dan seperti biasa, Idahram tidak mampu mendatangkan sedikit pun bukti ilmiah kebenaran tuduhan ini.

Idahram juga mengklaim bahwa pasukan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah membunuh 70 orang di Ahsaa, termasuk wanita-wanita hamil (pada hal. 92), lalu pada catatan kaki nomor 32 dan 33, saudara Idahram menyandarkan info tersebut kepada kitab Unwan Al-Majd, jilid 1 hal. 46 dan 106. Namun setelah kami telusuri pada sumber yang disebutkan ternyata kisah tersebut juga tidak ada.

Kedustaan yang sama dilakukan oleh saudara Idahram ketika menceritakan penyerangan ke Qashim (pada hal. 94-95), pada catatan kaki nomor 38, Idahram mengklaim kisah tersebut dari kitab Unwan Al-Majd, jilid 1 hal. 112, setelah kami telusuri kembali, kami tidak mendapati kisah seperti yang diceritakan Idahram.

وَالَّذِينَ ي ؤُْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَ قَدِ احْتَمَلُوا ب هُْتَاناا وَإِثْ ا ما مُّبِيناا

“Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata” [Al-Ahzab: 58]

Bersambung Insyaallah..

Catatan Kaki🦶:

⁸⁹ Lihat Tarikh Najd, hal. 96-98.
⁹⁰ Ibid, hal. 100.
⁹¹ Saudara Idahram mengklaim info ini dia dapatkan dari kitab Tarikh Najd hal. 97, setelah kami melihat langsung pada sumber yang dimaksud kisah tersebut tidak ada. Memang ada kisah tersebut pada hal. 103, namun tanpa ada tuduhan musyrik dan kafir kepada Ibnu Mu’ammar.

http://www.fb.com/sofyanruray.info | www.sofyanruray.info | @SofyanRuray

Disunting dan dirapiin untuk posted di FB (agar nyaman mengilmuinya), biiznillah, by ummu my beloved son.

🖊📚Dedicated to: The Truth Seeker.
Always with Love, for Allah ﷻ sake.

🌹💙 @nhc.-

Komentar