SALAFI, antara Tuduhan & Kenyataan Bag.14

[..runtuhnya kekhilafahan Turki karena kudeta Mustafa Kemal At-Taturk, seorang tokoh sekuler Turki modern yang didukung Eropa..]

8. Melarang dan Menghalangi Umat Islam dari Menunaikan Ibadah Haji

Saudara Idahram kembali berdusta, dia menuduh pemerintah Saudi melarang umat Islam melakukan ibadah haji tanpa sebab (pada hal. 100-101), lalu dengan liciknya dia mengutip dari Sejarawan Saudi yang bernama Syaikh Ibnu Bisyr rahimahullah dari kitab Unwanul Majd secara tidak lengkap tentang kejadian di tahun 1221 H, setelah kami mengecek langsung ke sumber yang disebutkan, ternyata larangan tersebut justru demi menjaga keselamatan jamaah haji.

Pembaca yang budiman, silakan lihat kembali penaklukan kota Makkah di atas yang terjadi pada tahun 1220 H, sedang kejadian ini pada tahun 1221 H, artinya baru setahun atau kurang dari itu Pemimpin Saudi menguasai Makkah setelah beberapa kali menghadapi pengkhianatan Asy-Syarif Ghalib, penguasaan Makkah ini pun masih dengan membiarkan Asy-Syarif Ghalib sebagai gubernur.

Oleh karena itu, pada tahun 1221 H, Al-Imam Su’ud rahimahullah melarang jamaah haji yang berasal dari Syam, Istambul dan sekitarnya untuk memasuki kota Makkah karena kekhawatiran beliau jangan sampai Asy-Syarif Ghalib kembali memanfaatkan mereka untuk terlibat dalam pertikaian, seperti yang dia lakukan pada tahun 1217 H/1803 M, sebagaimana telah kita jelaskan di atas.

Jadi hakikatnya, Makkah ketika itu belum dikuasai secara penuh oleh pemerintah Saudi, dan larangan terhadap jamaah haji demi kebaikan mereka sendiri.

9. Kisah Peperangan dengan Penguasa Turki

Penguasa Turki Utsmani di masa-masa akhirnya mengalami banyak sekali kemunduran, baik secara politik, militer maupun agama. Hal itu dikarenakan pengaruh penjajahan kafir Eropa dan merebaknya ajaran Sufi di pusat pemerintahan.

Pengaruh Eropa sangat terlihat pada munculnya aliran Sekulerisme yang berhasil mereka tanamkan kepada kaum muslimin Turki, hingga muncul seorang tokoh yang bernama Mustafa Kemal At-Taturk yang melakukan kudeta terhadap dinasti Utsmani.

Sudah dimaklumi runtuhnya kekhilafahan Turki karena kudeta Mustafa Kemal At-Taturk, seorang tokoh sekuler Turki modern yang didukung Eropa, seperti kata Wikipedia,

“Mustafa Kemal berhasil menggulingkan Kekaisaran Ottoman dan merebut kembali wilayah-wilayah yang mulanya telah diserahkan kepada Yunani setelah perang besar itu.” Bagaimana bisa dituduhkan kepada pemerintah Saudi?!

Adapun pengaruh Sufiyah terlihat dengan munculnya aqidah dan ibadah yang menyimpang dari tuntunan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam dan sahabat.

Sekulerisme dan Sufiyah, inilah dua faktor yang mendorong Penguasa Turki memusuhi dakwah tauhid dan sunnah yang diserukan Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah, ditambah lagi dengan tuduhan-tuduhan dusta dan hasutan-hasutan kepada penguasa Turki untuk memerangi Dir’iyyah, yang dihembuskan oleh orang-orang Arab yang tidak senang dengan menguatnya dakwah beliau, seperti yang dilakukan Asy-Syarif Ghalib dahulu.

Pada akhirnya Sultan Mahmud II memerintahkan Gubernurnya di Mesir, Muhammad Ali Basya untuk menyerang Najd, dibentuklah pasukan besar yang dipimpin oleh Ahmad Thusun pada tahun 1227 H, disusul oleh pasukan berikutnya pada tahun 1232 H yang dipimpin oleh Ibrahim Basya, ditambah dengan bantuan beberapa perwira tinggi ahli perang dan para dokter yang diutus oleh orang-orang kafir, diantaranya seorang ahli perang berkebangsaan Perancis bernama Vaissiere dan empat orang dokter dari Itali yang bernama Socio, Todeschini, Gentill dan Scots.⁹⁴

Penyerangan ke Najd pada tahun 1227 H, disusul penyerangan berikutnya pada bulan Muharram 1232 H / 23 Oktober 1818 H, pasukan Mesir utusan dinasti Utsmani menduduki daerah Syaqra, lalu pada akhir tahun 1231 H mereka menyerang Unaizah, Al-Khubra dan Buraidah, daerah-daerah bagian Najd.

Dalam penyerangan ini, dengan kejinya mereka membunuh Asy-Syaikh Sulaiman bin Abdullah bin Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahumullah penulis kitab Taisirul ‘Azizil Hamid fi Syarhi Kitab At-Tauhid, seorang ulama besar ahli hadits yang telah berhasil menghapal rijal kutubus sittah, yaitu ulama-ulama ahli hadits yang meriwayatkan seluruh hadits dalam kutubus sittah, dimana dengan mengetahui kedudukan para perawi tersebut akan sangat membantu seseorang dalam menilai sebuah hadits apakah shahih atau dha’if.

Ketika kami menuntut ilmu di kota Buraidah, Propinsi Al-Qoshim, KSA pada bulan Dzulqa’dah tahun 1431 H, ada sebuah kisah yang diceritakan kepada kami oleh salah seorang penuntut ilmu, penduduk kota Buraidah, beliau berkata, “Setelah membunuh Syaikh Sulaiman bin Abdullah, pemimpin pasukan Mesir, Ibrahim Basya mendatangi bapaknya yang sudah tua dan berkata, “Kami telah membunuh anakmu,” bapaknya menjawab, “Walau engkau tidak membunuhnya, dia tetap akan mati”.”

Subhanallah, inilah gambaran ketegaran seorang ulama yang tumbuh dalam bimbingan tauhid dan sunnah.

Pada tahun 1434 H, pasukan Utsmani berhasil menawan Al-Imam Abdullah bin Su’ud rahimahumallah, beliau dibawa ke Mesir lalu dikirim ke Istambul, dan dihukum pancung setelah diarak di jalan-jalan selama tiga hari, dijadikan bahan lelucon dan olok-olok. Peristiwa ini terjadi pada 18 Shafar 1234 H / 17 Desember 1818 M.⁹⁵

Menyerang dakwah tauhid dan mebunuh para penyerunya inilah sesungguhnya yang mengakibatkan runtuhnya dinasti Utsmani setelah berkuasa berabad-abad lamanya.

Betapa tidak, mereka telah melakukan hal-hal yang dapat mendatangkan kemurkaan Allah Jalla wa ‘Ala, bagaimana mungkin Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menolong mereka sebagaimana Allah Ta’ala menolong Muhammad Al-Fatih rahimahullah.

Sehingga, walaupun pasukan Utsmani datang dengan kekuatan besar, ditambah bantuan ahli strategi Perancis dan dokter Itali, bahkan mereka sempat menguasai beberapa daerah bagian Najd serta membunuh para ulama dan pemimpin Dir’iyyah, namun pada akhirnya Allah Ta’ala menetapkan kemenangan berada di pihak Dir’iyyah.

Pengakuan Perwira Tinggi Pasukan Utsmani

Pembaca yang budiman, berikut ini kami akan memaparkan gambaran sekilas, kondisi pasukan yang dibina dengan tauhid dan sunnah, yang telah mendapatkan berbagai macam fitnah dan tuduhan dusta dari saudara Idahram.

Sejarawan berkebangsaan Mesir, Abdur Rahman Al-Jibrati menuturkan kisah peperangan 1227 H dari pengakuan salah seorang Perwira tinggi Mesir, beliau berkata:

“Beberapa Perwira tinggi Mesir yang menyeru kepada kebaikan dan sikap wara’ telah menyampaikan kepadaku bahwa, mana mungkin kita akan memperoleh kemenangan, sementara mayoritas tentara kita tidak berpegang dengan agama ini. Bahkan di antara mereka ada yang sama sekali tidak beragama dengan agama apa pun dan tidak bermazhab dengan sebuah mazhab pun, berkrat-krat minuman keras telah menemani kita, di tengah-tengah kita tidak pernah terdengar suara adzan, tidak pula ditegakkan shalat wajib, bahkan syi’ar-syi’ar agama Islam tidak terbetik di benak mereka.

Sementara pasukan Najd, jika telah masuk waktu shalat, para muadzin mengumandangkan adzan dan pasukan pun segera menata barisan shaf di belakang imam yang satu dengan penuh kekhusyukan dan kerendahan diri.

Jika telah masuk waktu shalat, sementara peperangan sedang berkecamuk, para muadzin pun segera mengumandangkan adzan. Lalu seluruh pasukan melakukan shalat khauf, dengan cara sekelompok pasukan maju terus bertempur sementara sekelompok yang lainnya bergerak mundur untuk melakukan shalat.

Sedangkan tentara kita terheran-heran melihat pemandangan tersebut. Karena memang mereka sama sekali belum pernah mendengar hal yang seperti itu, apalagi melihatnya.”⁹⁶

Bersambung Insyaallah..

Catatan Kaki:

⁹⁴ Lihat Muhammad bin Abdil Wahhab Mushlihun Mazhlumun wa Muftara ‘alaihi, Mas’ud An-Nadwi, hal. 139, sebagaimana dalam majalah Asy-Syari’ah Vol. II/No. 22/1427 H, hal. 20-21.

⁹⁵ Lihat Muhammad bin Abdil Wahhab Mushlihun Mazhlumun wa Muftara ‘alaihi, Mas’ud An-Nadwi, hal. 141, sebagaimana dalam majalah Asy-Syari’ah Vol. II/No. 22/1427 H, hal. 21.

⁹⁶ Lihat Tarikh Al-Jibrati, 4/140 dan Muhammad bin Abdil Wahhab Mushlihun Mazhlumun wa Muftara ‘alaihi, Mas’ud An-Nadwi, hal. 152-153, sebagaimana dalam Majalah Asy-Syari’ah Vol. II/No. 22/1427 H, hal. 21.

http://www.fb.com/sofyanruray.info | www.sofyanruray.info | @SofyanRuray

🏷Disunting dan dirapiin untuk posted di FB (agar nyaman mengilmuinya), biiznillah, by @nhc ummu my beloved son.

Semoga Allah ﷻ selalu memberi hidayah dan petunjuk-Nya kepada kita semua, aamin ya Rabb .. 💐💞

Komentar