.::KETERPUTUSAN SANAD ILMU DAN RIWAYAT MADZAB JA’FARIYAH DARI IMAM JA’FAR ASH-SHODIQ


Oleh : Al-Akh Dodi ElHasyimi -Hafizhahullah-

Sekte Syi’ah Rafidhah atau yang mengaku sebagai pengikut Madzhab Ahlul Bait atau Madzhab Ja’fari atau Syi’ah Itsna ‘Asyariyah yang berkembang di dunia saat ini yang berpusat di negeri Iran senantiasa mendeklarasikan dan mempropagandakan kepada kaum muslimin bahwa mereka adalah benar-benar pengikut Ahlul Bait pewaris ajaran Nabi yang sejati. Tapi, kenyataan yang pasti yang terdapat pada madzhab SESAT Ja’fary adalah : Secara ilmu dan riwayat madzhab ini tidak bisa dikatakan benar- benar mengikuti fiqh yg berasal dari Imam Jafar Ash-Shodiq -radhiyallahu ‘anhu-, atau Aimmah Itsna Asyariyyah.

Percayakah Anda ??? Silahkan dibaca uraian mengenai hal tersebut di bawah ini!

Terbukti dari apa yang dikatakan oleh ulama mereka yaitu Abu Ja’far Ath-Thusy seorang syekh dari golongan Syiah Imamiyyah, dapat kita lihat dari Kitab ‘Iddatul Ushul karya Syekh Ath-Thusi hal 137- 138 :

وقد ذكرت ما ورد عنهم عليهم السلام من الاحاديث المختلفة التي تختص الفقه في كتابي المعروف ب‍ (الاستبصار) (4) وفي كتاب (تهذيب الاحكام) (5) ما يزيد على خمسة آلاف حديث، وذكرت في أكثرها اختلاف الطائفة في العمل بها وذلك أشهر من أن يخفى حتى انك لو تأملت اختلافهم في هذه الاحكام وجدته يزيد على اختلاف (1) أبي حنيفة (2)، والشافعي، ومالك (3) ووجدتهم مع هذا الاختلاف العظيم لم يقطع أحد منهم موالاة صاحبه، ولم ينته إلى تضليله وتفسيقه والبراءة من مخالفته

Dan sesungguhnya aku telah menyebutkan mengenai riwayat-riwayat yang berasal dari para imam tentang hadits-hadits yang mengalami perselisihan, khususnya masalah fiqih di dalam 2 buah kitabku, yaitu Al-Istibshor dan Tahdzibul Ahkam, tidak kurang dari 5000 hadis yang bertentangan (dari periwayatan para aimmah). Dan aku telah menyebutkan dalam sebagian besarnya, yaitu perbedaan suatu golongan dalam pengamalannya, demikian itu adalah hal masyhur yang tidak bisa disembunyikan, sehingga jika engkau renungkan tentang ikhtilaf mereka dalam pengambilan hukum, engkau akan mendapatinya melebihi perselisihan antara Abu Hanifah, Syafi’iy, dan Malik. Dan aku menemukan mereka dalam perbedaan yang banyak ini, tidak ada satupun diantara mereka yg bisa memastikan untuk bisa menolong temannya. Dan tiada hentinya untuk menyesatkan dan memfasiqkannya, serta berlepas diri kepada yg menyelisihinya.


Dari sisi lain diketahui bahwa mereka tidak memiliki satupun kitab karangan langsung dari Imam Ja’far Ash-Shodiq radhiyallahu ‘anhu, baik kitab fiqh ataupun hadits yang dikumpulkan/ditulis oleh beliau radhiyallahu ‘anhu, atau bahkan karangan dari murid beliau yang terdekat sekalipun tidak bisa kita jumpai, akan tetapi kitab-kitab mereka yang ada sekarang ini sanad periwayatan yang mereka tampilkan hanyalah anggapan dan sangkaan yang coba mereka sambung-sambungkan kepada para Imam radhiyallahu ‘anhum.

Berikut kutipan dan pengakuan tulus dari seorang ulama kenamaan Syiah yang bernama Syarif Al Murtadlo di dalam kitabnya Rosail Syarif Al Murtadlo juz 3 hal 310 :

فإن معظم الفقه وجمهوره بل جميعه لا يخلو مستنده ممن يذهب مذهب الواقفة، إما أن يكون أصلا في الخبر أو فرعا “، راويا ” عن غيره ومرويا ” عنه. وإلى غلاة، وخطابية، ومخمسة، وأصحاب حلول، كفلان وفلان ومن لا يحصى أيضا ” كثرة

“Sesungguhnya kebanyakan fiqh ( Syiah ) bahkan keseluruhanya tidak terlepas dari berpedoman kepada madzhab yg terhenti, adakalanya ushul atau furu’nya khobar itu, keduanya diriwayatkan dari jalur lain dan ada kalanya keduanya darinya, kepada kaum Ghulat, Khitobiyah, Makhmasah, Penganut Hulul, seperti fulan dan fulan serta perowi lain yang tidak terhitung banyaknya” (Ringkasnya Madhab Ja’fary tidak bisa disandarkan dan disambungkan langsung kepada Imam Ja’far Shodiq radhiyallahu ‘anhu)


Maka dari mana bisa dikatakan tentang kebenaran Madzhab Ja’fary adalah bersumber dari Imam Ja’far Shodiqradhiyallahu ‘anhu ?

Bisa dipastikan bahwa apa yang di-akui dalam pemahaman mereka tentang Fiqh Ja’fary adalah bersumber dari Imam Ja’far Shodiq radhiyallahu ‘anhu adalah tidak terbukti dengan menggunakan sanad yang pasti, akan tetapi hanya bersumber dari pribadi dari para ulama pengikut Imamiyah itu sendiri, semisal : As-Shodr, Al-Sistany, Al-Khu’i, Al-Khomainy, Al-Khemenei, dsb.

Adapun kitab rujukan bab fiqh yang tertua dari dari Madzhab Imamiyah adalah Kitab Al-Kafi Al-Kulainy yang wafat pada 329 H atau 180 tahun setelah wafatnya Imam Ja’far Shodiq radhiyallahu ‘anhu,

Kemudian kitab berikutnya kitab Man La Yadurruhul Faqih karya Muhammad bin Ali bin Babawaihy Al-Qummy yang wafat tahun 381 H atau berkisar 230 tahun setelah wafatnya Imam Ja’far Ash-Shodiq radhiyallahu ‘anhu.

Maka Siapakah yang Lebih Dekat Ajarannya Kepada Ajaran Imam Ja’far ash-Shodiq ??

Jawabannya,  bisa dipastikan bahwa madzhab 4 dari Ahlus Sunnah lebih mendekati kepada para Imam Ahlul Bayt karena:

Imam Abu Hanifah rahimahullah [80-151 H] adalah murid langsung dari ayah Imam Ja’far Ash-Shodiq radhiyallahu ‘anhu, yaitu Imam Muhammad Al-Baqir radhiyallahu ‘anhu.

Imam Malik rahimahullah [93-179 H] adalah murid langsung dari Imam Ja’far Ash-Shodiq radhiyallahu ‘anhu,

Imam Asy-Syafi’iy rahimahullah [150-204 H] adalah murid langsung dari Imam Malik rahimahullah .
Imam Ahmad rahimahullah [164-241 H] adalah murid langsung dari Imam Asy-Syafi’i rahimahullah .

Maka bisa kita perhatikan perbedaan tahun dari kehidupan mereka, siapa yang lebih dekat kepada Imam Ja’far Ash-Shodiq radhiyallahu ‘anhu.

Imam Ja’far Ash-Shodiq radhiyallahu ‘anhu hidup pada tahun 80-114 H.

Imam Abu Hanifah rahimahullah 80 -151 H sezaman dengan Imam Ja’far Ash-Shadiq ra dan menjadi murid ayahnya Imam Muhammad Al-Baqir radhiyallahu ‘anhu.

Imam Malik rahimahullah 93-179 H murid dari Imam Ja’far Ash-Shodiq radhiyallahu ‘anhu.
Imam Asy-Syafi’iy rahimahullah 150-204 H atau 36 tahun setelah wafat Imam Ja’far Ash-Shodiq rahimahullah.

Bisa dibandingkan dengan rujukan sumber rujukan madzhab Ja’fary (bukan pencetus madzhab Ja’fary) :

Al-Kulainy (Ulama Syiah) 294 h atau 180 tahun setelah wafat Imam Ja’far Ash-Shodiq Ra.

Muhammad bin Ali Babawaihy (Ulama Syiah) 344 h atau 230 tahun setelah wafat Imam Ja’far Shodiq Ra.

Maka dari sini bisa diketahui, siapa yang lebih berhak mengklaim mewarisi ilmu dari para Imam Ahlul Bayt secara sanad ilmu dan kedekatan ? Karena jelas di akui dalam sejarah bahwa ke-empat madzhab yang dianut Ahlus Sunnah adalah para pecinta Ahlul Bayt Sejati dalam perjuangannya membela para Ahlul Bayt dalam ajaran dan keyakinannya.

Ada satu komentar menarik dari Ath-Thusi mengenai orang yang telah mengetahui perbedaan-perbedaan yang terjadi diantara ulama mereka ini :

ومن بلغ إلى هذا الحد لا يحسن مكالمته، ويجب التغافل عنه بالسكوت

Barangsiapa yang sampai pada batas ini, maka tidak bagus utk membicarakannya. Wajib baginya utk melupakannya dengan cara DIAM!!!!


Qiqiiqiqiqiqiqiqiqiqiq…………… TAKUT KETAUAN YAH ?

Sumber : Jaser Leonheart dengan sedikit perubahan tanpa merubah makna.



Komentar