Beliau adalah An-Nu’man bin Tsabit bin Zuthi At-Taimi Al-Kufi. Asalnya dari Persia. Beliau dilahirkan pada tahun 80 H, dan sempat hidup sezaman dengan beberapa sahabat, tepatnya empat sahabat, yaitu:
Anas bin Malik, Abdullah bin Abi
Aufa, Sahal bin Sa’ad As-Sa’idi, dan Amr bin Watsilah radhiallahu ‘anhum.
Ada yang mengatakan bahwa beliau tidak sempat berjumpa dengan seorang pun
sahabat. Ada juga yang mengatakan bahwa beliau pernah berjumpa dengan Anas bin
Malik radhiallahu ‘anhu, dan mendapatkan hadis
“menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim”. Jika keterangan bahwa beliau
pernah bertemu dengan sahabat Anas ini benar, berarti beliau termasuk tabiin.
Beliau memiliki perhatian yang
sangat besar terhadap hadis dan pencarian ilmu. Di antara guru beliau adalah
Hammad bin Abi Sulaiman. Beliau belajar kepada Imam Hammad selama delapan belas
tahun. Sampai Imam Hammad mengatakan, “Abu Hanifah telah menghabiskan ilmuku.”
Pujian
untuk Imam Abu Hanifah
Abu Hanifah merupakan ulama besar,
ahli fikih
kota Irak, dan pemimpin ahlir ra’yi (kelompok ulama yang lebih banyak
menggunakan dalil kias). Imam Asy-Syafi’i mengatakan, “Semua manusia merupakan
keturunan Abu Hanifah dalam masalah fikih.” Abdullah bin Mubarak mengatakan,
“Saya belum pernah melihat orang yang lebih hebat dalam masalah fikih melebihi
Abu Hanifah, dan saya tidak pernah melihat orang yang paling wara’
melebihi Abu Hanifah.”
Wafatnya
Imam Abu Hanifah
Beliau pernah dipukul pemerintah
karena menolak permintaan Gubernur untuk menjadi hakim. Beliau meninggal di
Baghdad, tahun 150 H, dalam usia 70 tahun. Semoga Allah merahmati Imam Abu
Hanifah. (Tarikh Tasyri’ Al-Islami, Master Text Book of Mediu, hlm. 145)
Artikel www.Yufidia.com
Komentar
Posting Komentar