Inilah komentar yang biasanya kita dengar, saat kita
meninggalkan adat atau pendapat yang menyelisihi Sunnah Nabi shollallohu
alaihi wasallam. Mari kita simak jawaban Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rohimahulloh tentang
komentar ini:
Jika dikatakan kepada orang yang mengajak kepada hidayah dan
petunjuk: “kamu yang lebih alim (pandai) ataukah Imam Fulan?”, maka ini
adalah bantahan yang salah, karena Imam Fulan dalam masalah ini telah
diselisihi oleh imam-imam lain yang sederajat dengannya.
Memang aku tidak lebih alim dari imam ini dan imam itu, akan
tetapi kedudukan mereka di sisi imam-imam yang lain, seperti kedudukan Abu
Bakar, Umar, Utsman, Ali, Ibnu Mas’ud, dll di sisi imam-imam yang lain. Jadi
sebagaimana para sahabat satu dengan yang lainnya sebanding dalam
masalah-masalah yang diperselisihkan, -dan apabila mereka berselisih dalam
sebuah masalah, maka apa yang mereka perselisihkan dikembalikan kepada Allah
dan Rosul meski sebagian dari mereka lebih alim dalam masalah-masalah yang
lain-, begitu pula masalah-masalah yg diperselisihkan oleh para imam.
Orang-orang telah meninggalkan pendapat Umar dan Ibnu Mas’ud
dalam masalah tayamum-nya orang junub, dan mereka mengambil pendapat orang yang
dibawah keduanya seperti Abu Musa Al-Asy’ari dan yang lainnya karena dia
berdalil dengan Kitab dan Sunnah.
Orang-orang juga telah meninggalkan pendapatnya Umar dalam
masalah diyat-nya jari-jemari, dan mereka mengambil pendapatnya
Mu’awiyah, karena ada dalil As Sunnah bersamanya, bahwa Nabishollallohu
alaihi wasallam mengatakan: “Jari ini dan dari itu sama saja“.
Jika pintu (komentar seperti) ini dibuka, tentu perintah
Allah dan dan RosulNya akan ditinggalkan. Dan setiap imam di tengah para
pengikutnya akan menjadi seperti Nabi shollallohu alaihi wasallam di
tengah-tengah umatnya. Dan ini merupakan tindakan mengubah agama, mirip dengan
keadaan kaum Nasrani yang dicela Allah dalam firmanNya:
اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ
دُونِ اللَّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا
إِلَهًا وَاحِدًا لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّايُشْرِكُونَ
“Mereka telah menjadikan orang-orang alimnya (Yahudi) dan
rahib-rahibnya (Nasrani) sebagai tuhan selain Allah, demikian juga terhadap
Almasih Putra Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Ilah yang satu,
yang tidak ada Ilah yang berhak disembah melainkan Dia, maha suci Dia dari apa
yang mereka persekutukan“. (QS. Attaubah: 31)
Wallohu subanahu wata’ala a’lam, dan segala puji hanya bagi Dia semata.
[Majmu'ul Fatawa:
20/215-216].
—
Penulis: Ustadz Musyaffa Ad Darini, Lc., MA.
Artikel Muslim.Or.Id
Komentar
Posting Komentar