KISAH-KISAH SHAHIH
Dalam Al-Qur’an Dan Sunnah
Penulis : Syaikh ‘Umar Sulaiman al-Asyqor
(Guru Besar Universitas Islam Yordania)
KISAH KETIGA PULUH SEMBILAN
JURAIJ AL-ABID
PENGANTAR
Kisah
Juraij adalah kisah besar yang mengandung pelajaran-pelajaran dan
nasihat-nasihat. Juraij adalah seorang ahli ibadah yang shalih di kalangan Bani
Israil. Dia membuat ibunya kesal karena dia mendatanginya selama tiga hari agar
kedua matanya bisa melihatnya dan kedua telinganya bisa menyimak
pembicaraannya.
Setiap
kali datang, dia pulang dengan tangan hampa karena Juraij sibuk dengan shalat
dan ibadahnya. Maka ibu Juraij berdoa atasnya dan Allah mengabulkan doanya.
Ibunya mendoakan agar Juraij tidak mati sebelum melihat wajah wanita pezina.
Lalu seorang wanita pezina menuduh Juraij telah melakukan zina dengannya. Dia
mengklaim bahwa Juraij adalah ayah dari bocah yang dilahirkannya. Akan tetapi,
Allah menyelamatkan Juraij karena keshalihan dan ketaqwaannya. Allah membuat
bocah yang masih merah bisa berbicara. Dia memberitahu bapak yang ia diciptakan
dari airnya. Dengan itu Allah menjawab doa ibunya dan membebaskannya dari
tuduhan wanita pezina karena keshalihannya.
NASH HADIS
Bukhari
meriwayatkan dalam Shahih-nya dari Abu Hurairah dari Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa Salam bersabda,
"Tidak berbicara dalam buaian kecuali tiga orang: Isa. Dan di
kalangan Bani Israil terdapat seorang laki-laki yang bernama Juraij. Dia sedang
shalat. Lalu ibunya mendatanginya dan memanggilnya. Juraij berkata, 'Aku
menjawabnya atau meneruskan shalat.'
Ibunya berkata, 'Ya Allah, jangan matikan Juraij sebelum Engkau
membuatnya melihat wajah wanita pelacur.'
Pada waktu itu Juraij sedang berada di kuilnya, maka datanglah
seorang wanita yang menawarkan diri kepadanya, tetapi Juraij menolak. Lalu
wanita itu mendatangi seorang penggembala dan melakukan zina dengannya. Wanita
itu melahirkan seorang bocah.
Wanita itu berkata, 'Anak ini dari Juraij.' Orang-orang pun mendatangi
Juraij. Mereka menghancurkan kuilnya,
mengeluarkannya dan mencacinya. Juraij lalu berwudhu dan melakukan
shalat, kemudian mendatangi anak wanita itu. Juraij bertanya, 'Wahai bocah,
siapa bapakmu?' Anak itu menjawab, 'Fulan si penggembala.'
Orang-orang berkata, 'Kami akan membangun kuilnya dari emas.'
Juraij menjawab, 'Tidak. Cukup dengan tanah."
Muslim meriwayatkan dalam Shahih-nya dari Abu Hurairah bahwa dia
berkata, "Adalah Juraij sedang beribadah di kuilnya. Ibunya
mendatanginya." Humaid berkata, "Abu Rafi' menjelaskan kepada kita
penjelasan Abu Hurairah tentang penjelasan Rasulullah perihal Ibu Juraij
manakala memanggilnya. Bagaimana ibunya mengangkat telapak tangannya di atas
alisnya, kemudian dia mengangkat kepalanya untuk memanggilnya. Ibunya berkata,
'Wahai Juraij, aku ibumu, kemarilah dan berbicaralah denganku.' Kebetulan saat
itu Juraij sedang shalat. Juraij berkata, 'Ya Allah, ibuku dan shalatku.'
Lalu Juraij memilih meneruskan shalatnya. Ibunya pun pulang.
Kemudian ibunya kembali untuk kedua kalinya dan memanggilnya, 'Wahai Juraij,
aku ibunya. Kemarilah dan berbicaralah denganku.' Juraij berkata, 'Ya Allah, ibuku
dan shalatku.' Lalu dia memilih shalatnya. Ibunya berdoa, 'Ya Allah, ini adalah
Juraij. Dia adalah anakku. Aku mengajaknya berbicara, tetapi dia menolak. Ya Allah,
jangan Engkau matikan dia sebelum Engkau memperlihatkan kepadanya wanita
pezina." Dia berkata, "Seandainya dia berdoa agar Juraij terfitnah,
niscaya dia akan terfitnah."
Ada seorang penggembala kambing yang bermalam di kuil Juraij. Lalu
seorang wanita keluar dari desa. Penggembala itu menggaulinya. Wanita itu hamil
dan melahirkan bayi laki-laki. Dia ditanya, "Apa ini?" Wanita itu
menjawab, "Dari penghuni kuil ini." Lalu orang-orang berdatangan
dengan membawa kapak dan sekopnya. Mereka memanggilnya sementara dia sedang
shalat.
Maka Juraij tidak menemuinya. Mereka mulai merobohkan kuilnya.
Manakala Juraij melihat itu, dia turun kepada mereka. Mereka berkata, "Tanyakan
kepada wanita ini." Juraij tersenyum, kemudian mengelus kepala bayi dan
bertanya, "Siapa bapakmu?" Bayi itu menjawab, "Bapakku adalah penggembala
kambing." Manakala mereka mendengar
jawabannya, mereka berkata, "Kuilmu yang telah kami hancurkan
akan kami bangun kembali dengan emas dan perak." Juraij menjawab,
"Jangan. Kembalikan seperti semula dengan tanah." Kemudian Juraij pun
masuk.
Dalam riwayat Muslim juga dari Abu Hurairah dari Nabi bersabda,
"Tidak berbicara dalam buaian kecuali tiga:
Isa bin Maryam dan bayi Juraij. Juraij adalah seorang ahli ibadah.
Dia membangun tempat ibadah dan tinggal di dalamnya. Ibunya mendatanginya pada
saat Juraij
shalat. Ibunya memanggilnya, 'Ya Juraij.' Juraij berkata, 'Ya
Rabbi, ibuku dan shalatku.' Lalu dia meneruskan shalatnya. Ibunya lalu pulang.
Esok harinya ibunya mendatanginya lagi, sementara Juraij sedang shalat. Ibunya
memanggil, 'Wahai Juraij.' Juraij berkata, 'Ya Rabbi, ibuku dan shalatku.' Lalu
Juraij meneruskan shalatnya, maka ibunya pulang. Esok harinya ibunya kembali
datang, sementara Juraij juga sedang shalat.
Ibunya berkata, 'Wahai Juraij.' Juraij berkata, 'Ya Rabbi, ibuku
dan shalatku.' Lalu Juraij meneruskan shalatnya. Ibu Juraij berkata, 'Ya Allah,
jangan matikan Juraij sebelum dia melihat wajah wanita pelacur.'
Lalu Bani Israil membicarakan Juraij dan ibadahnya. Di sana
terdapat seorang WTS yang terkenal cantik. Wanita itu berkata, 'Jika kalian
mau, aku akan merayunya.' Lalu wanita itu menggoda Juraij, tetapi Juraij tidak meliriknya.
Wanita itu kemudian mendatangi seorang penggembala yang berteduh di kuil
Juraij. Dia berbuat mesum dengannya dan hamil. Ketika wanita itu melahirkan,
dia berkata, 'Anak ini dari Juraij.' Lalu orang-orang mendatanginya,
menyuruhnya turun, menghancurkan kuilnya, dan mulai memukulinya. Juraij bertanya,
'Ada apa dengan kalian?' Mereka menjawab, 'Kamu telah berzina dengan pelacur
ini dan dia melahirkan anak darimu.' Juraij bertanya, 'Mana bayi itu?' Lalu
mereka membawanya kepadanya. Juraij berkata, 'Biarkanlah aku shalat.' Lalu
Juraij shalat.
Selesai shalat Juraij menghampiri bayi itu dan menusuk perutnya
seraya bertanya, 'Wahai bocah, siapa bapakmu?' Bayi itu menjawab, 'Fulan si
penggembala.'
Lalu orang-orang mendatangi Juraij, mencium dan mengelus-elusnya.
Mereka berkata, 'Kami akan membangun kuilmu dari emas.' Juraij menjawab, 'Tidak
usah. Bangunlah dengan tanah seperti semula.' Dan mereka melakukannya."
TAKHRIJ HADIS
Hadis ini diriwayatkan oleh Bukhari Muslim dalam Shahih-nya dari
Abu Hurairah. Hadis ini dalam Shahih Bukhari dalam Kitab Ahadisil Anbiya’, bab
firman Allah, "Dan sebutlah Maryam dalam Al-Kitab." (QS. Maryam:16),
6/476, no. 3436. Bukhari meriwayatkan dalam bab tanpa judul (6/511), no. 3466. Bukhari
meriwayatkan secara muallaq dalam Kitabul Amal Fis Sholah, bab jika ibu
memanggil anaknya di dalam shalat, 3/78, no. 1206.
Bukhari meriwayatkannya dalam Kitabul Madzalim, bab siapa yang
menghancurkan tembok hendaknya dia membangun sepertinya, 5/126. Diriwayatkan
oleh Muslim dalam Kitabul Bir Was Shilah, bab mendahulukan Birrul Walidain di
atas shalat sunnah,
4/1976, no. 2550.
PENJELASAN HADIS
Dari keseluruhan riwayat dapat disimpulkan bahwa Juraij adalah
salah seorang ahli ibadah yang shalih di kalangan Bani Israil. Awal mulanya dia
adalah seorang pedagang,
kemudian dia meninggalkan perdagangannya dan cenderung kepada
ibadah. Dia membangun kuil untuk beribadah kepada Allah di dalamnya. Dia
ber-uzlah dari manusia, dan inilah rahbaniyah di mana Allah dan Rasulullah
melarang kita untuk menjadikannya sebagai cara hidup.
Juraij mempunyai seorang ibu yang shalihah. Di sebagian hari si
ibu datang untuk mengunjungi anaknya dan berbincang dengannya. Suatu hari
ibunya datang dan memanggilnya. Pada saat itu dia sedang shalat, maka dia lebih
mementingkan shalatnya daripada menjawab panggilan ibunya. Rasulullah
mempraktekkan kepada kita perbuatan si ibu ketika memanggil Juraij. Rasulullah meletakkan
telapak tangannya di atas alis matanya, menirukan perbuatan ibu Juraij yang
mendongakkan kepalanya ketika memanggil putranya. Orang-orang akan melakukan
seperti halnya ibu Juraij jika orang yang dipanggil berada di tempat yang
tinggi. Mereka ingin agar bisa melihat orang yang dipanggil dengan melongok kepada
mereka. Mungkin sinar matahari yang menyilaukan menimpa kedua matanya ketika
dia mengangkat pandangannya kepada anaknya. Dia
meletakkan telapak tangannya di alis matanya untuk menahan sinar
matahari dari kedua matanya.
Semestinya Juraij meninggalkan shalatnya dan menjawab panggilan
ibunya, karena menjawab ibu lebih baik daripada shalat sunnah. Dia bisa
meringankan shalatnya dan bersegera menemui ibunya. Akan tetapi, Juraij lebih
mementingkan shalat daripada ibunya, dan sepertinya dia meneruskan kenikmatan
di dalam shalatnya hingga tidak meninggalkan shalat karena satu dan lain hal.
Esok harinya ibu mengulangi panggilannya, begitu pula di hari
ketiga. Nasibnya di kali kedua dan ketiga tidaklah lebih baik daripada nasibnya
di kali pertama. Karena itu
ibu Juraij marah, lalu dia berdoa atasnya dan Allah mengabulkan
doanya. Ibu Juraij berdoa agar Allah tidak mematikannya hingga menjadikannya
melihat wajah pelacur.
Rasulullah telah menyampaikan kepada kita, seandainya ibu Juraij
berdoa atasnya agar tertimpa fitnah niscaya dia akan terfitnah. Jika Allah menghendaki
sesuatu, maka ia terjadi dan memudahkan sebab-sebabnya.
Allah telah menyiapkan sebab-sebabnya dengan mengutus seorang
pelacur untuk merayu dan menggodanya. Penyebabnya adalah bahwa Bani Israil membicarakan
kebaikan dan ibadah Juraij. Maka wanita ini begitu meremehkan Juraij,
keshalihan dan ketaqwaannya. Dia mengklaim bahwa jika dia yang merayunya, maka
Juraij akan bertekuk lutut dan jatuh seperti yang lain. Wanita ini begitu
percaya diri dengan alasan kecantikannya. Hadis di atas menyebutkan bahwa orang-orang
menjadikan wanita ini sebagai ikon kecantikan dan kemolekan.
Orang-orang yang terjerumus ke dalam lumpur kenistaan mengira
bahwa semua manusia adalah seperti yang mereka kenal. Mereka tidak menyangka
bahwa di antara manusia
terdapat hamba Allah yang menjauhi kenikmatan dunia yang hanya
sementara dan tidak abadi, juga bahwa terdapat di kalangan mereka orang-orang
dengan iman dan taqwa serta agama yang menjaga mereka sehingga tidak terjerumus
ke dalam kenistaan dan perbuatan keji.
Di antara mereka adalah Nabiyullah Yusuf yang menjadi tauladan di
bidang ini dan Al-Qur'an telah menyampaikan kisahnya. Lalu ada Juraij, si ahli
ibadah yang digoda oleh
wanita pelacur tetapi dia tidak menolehnya, tidak tergoda dan
terus khusyuk dalam ibadah dan shalatnya, seolah-olah dia tidak melihat dan
menyaksikannya.
Orang yang mengetahui tabiat manusia akan mengetahui sejauh mana
kesedihan dan kemarahan yang ada di hati wanita nista akibat penolakan seperti
ini. Dengan penolakan ini, maka dia kalah perang. Hal ini karena dia telah
berjanji kepada orang-orang yang membicarakan kebaikan Juraij agar ia memfitnahnya
dan menjerumuskannya ke dalam pelukannya. Sekarang, dia pulang dengan hasil
yang nihil. Keinginannya gagal dan impiannya kandas.
Dia benar-benar tidak bisa menerima hal ini. Oleh karena itu, dia
membuat makar besar terhadap Juraij. Wanita ini melihat seorang penggembala
yang menginap di kuil Juraij. Dia menginap bersamanya dan berbuat mesum
dengannya. Hasilnya, dia hamil di malam itu.
Manakala dia melahirkan bayinya, dia mengatakan bahwa dia adalah
hasil perbuatan Juraij ahli ibadah. Juraijlah pelaku perbuatan buruk ini. Ini
berarti Juraij beribadah secara dusta, kebaikannya hanyalah sekedar pemanis
yang palsu.
Betapa sedih dan marahnya orang-orang manakala mereka meletakkan
kepercayaan kepada orang-orang yang menampakkan kebaikan, ketaqwaan dan
keteguhan beragama, kemudian ternyata mereka buruk. Orangorang yang mereka
percayai hanya serigala berbulu domba atau musang berbulu ayam untuk menipu
orangorang bodoh. Maka, mereka pun berbalik melawan ketika kesempatan tersebut
tersedia, sebagaimana orang-orang memperlakukan rahib yang diceritakan oleh
Salman ketika dia mengambil dan menimbun harta sedekah mereka. Mereka
menyalibnya setelah dia mati dan menolak menguburkannya.
Penduduk desa mendatangi Juraij dengan kemarahan yang memuncak di
hati dan pembuluh darah mereka. Mereka meminta Juraij turun dan meninggalkan
ibadah
dusta yang ditampakkannya. Tetapi Juraij tidak menghiraukan
panggilan mereka karena dia terus larut dalam ibadah dan shalatnya. Pada saat
itu kapak-kapak dan sekop-sekop mereka bekerja menghancurkan kuil Juraij.
Melihat itu Juraij pun turun untuk menemui
mereka. Akibatnya, mereka meneriaki dan memukulinya.
Ketika Juraij bertanya tentang alasan kemarahannya, mereka
mengatakan perbuatan Juraij. Mereka meminta agar Juraij bertanya kepada wanita
yang telah mengakui apa yang dia akui itu. Juraij tersenyum mendengar ucapan
mereka. Dia benar dalam ibadahnya, jujur dalam istiqomahnya. Dia yakin tidak
melakukan seperti tuduhan mereka. Tuduhan wanita hina itu hanyalah dusta yang
terbuka. Juraij meminta kepada orang-orang yang marah agar memberinya waktu
untuk berwudhu dan shalat. Selesai shalat dia mendatangi bocah yang baru
dilahirkan beberapa jam atau beberapa hari. Juraij menusuk perutnya sambil
bertanya, sementara orang-orang terdiam, "Siapa bapakmu?"
Sebuah ayat Allah yang menunjukkan kepada-Nya dan kepada besarnya
kodrat-Nya, bayi itu berbicara dengan suara yang terdengar, ucapan yang jelas
dan dipahami.
Bayi itu menjawab, "Bapakku adalah fulan penggembala kambing."
Orang-orang menyadari besarnya kejahatan mereka terhadap seorang hamba shalih.
Mereka mengetahui bahwa Juraij tidak termasuk dalam deretan orang-orang yang
mereka duga. Juraij bukan penjilat dan bukan penipu, dia benar dalam ibadah dan
keshalihannya, dan bahwa wanita inilah yang telah berdusta dengan menuduh
Juraij. Mereka menyadari
bahwa mereka telah terburu-buru mempercayai tuduhan itu,
sebagaimana mereka telah gegabah memukuli Juraij dan merobohkan kuilnya.
Orang-orang yang bertindak terburu-buru itu mencoba menghapus kesalahan mereka pada
Juraij.
Mereka menawarkan kepadanya untuk membangun tempat ibadahnya dari
emas atau perak, tetapi Juraij menolaknya. Dia ngotot supaya tempat ibadahnya
dikembalikan dengan tanah seperti sedia kala. Mereka melakukan. Begitu selesai
Juraij masuk kembali
untuk beribadah kepada Tuhannya.
Allah telah menjawab doa ibu Juraij pada Juraij. Dia mewujudkan
keinginannya, akan tetapi Dia menyelamatkannya dengan keshalihan dan ketaqwaannya.
Terdapat dua pelajaran yang berharga pada dikabulkannya doa ibu Juraij dan
selamatnya Juraij.
PELAJARAN-PELAJARAN DAN
FAEDAH-FAEDAH HADIS
1. Keterangan tentang akibat durhaka kepada kedua orang tua, tidak
berbuat baik kepada keduanya dan memenuhi perintah keduanya. Hal itu bisa
menjadi sebab musibah yang menimpa seseorang sebagaimana terjadi pada Juraij
ahli ibadah.
2. Allah menyelamatkan hamba karena keshalihan dan ketaqwaannya,
sebagaimana Dia menyelamatkan Juraij dan membebaskannya dari tuduhan yang dialamatkan
kepadanya.
3. Kemampuan Allah membuat seseorang di mana orang sepertinya
belum berbicara, sebagaimana Allah membuat bocah kecil itu berbicara untuk membebaskan
Juraij.
4. Pada kaum Isa terdapat orang-orang shalih yang terpilih. Juraij
adalah pengikut Isa dan pencipta rahbaniyah adalah orang-orang Nashrani.
5. Jika salah satu dari bapak ibu memanggil untuk kepentingan yang
dibolehkan secara syara', maka seseorang yang sedang shalat sunnah harus meninggalkan
shalatnya. Hadis di atas menunjukkan bahwa Juraij bersalah kepada Allah karena
tidak menjawab panggilan ibunya.
6. Akibat dari ujian adalah kebaikan, jika seorang hamba bersabar
dan bertaqwa kepada Allah. Setelah Juraij tertimpa ujian, ia bertindak lebih
baik di mata manusia dan di mata Tuhan manusia, daripada sebelumnya.
7. Seorang hamba shalih bisa memiliki keteguhan, keyakinan dan
kepercayaan diri kepada Allah. Dengan itu dia mampu menghadapi
persoalanpersoalan besar dengan keberanian dan ketangguhan sebagaimana yang
dilakukan Juraij.
8. Hadis ini menetapkan karomah para wali.
9. Wudhu telah disyariatkan pada umat sebelum kita. Juraij shalat
setelah berwudhu lalu menusuk perut bayi.
10. Orang-orang shalih akan berlindung kepada shalat jika mereka
menghadapi musibah dan cobaan.
11. Para pengikut kenistaan berusaha membuat buram Muka
orang-orang shalih, sebagaimana wanita pelacur tersebut melakukannya kepada
Juraij.
12. Tidak boleh tergesa-gesa mempercayai tuduhan tanpa bukti dan
dalil, seperti yang dilakukan oleh penduduk desa manakala mereka mempercayai tuduhan
pelacur itu kepada Juraij. Semestinya mereka mengecek kebenaran ucapan pelacur
itu sebelum menyerang Juraij, mencaci danmemukulnya.
Dirapiin
untuk kepentingan blog oleh:
NHawadaa Chan 💦
Komentar
Posting Komentar