Sejarah Lengkap Kehidupan Rasulullah ๏ทบ. Bag. 3

๐Ÿ“š SIRAH NABAWIYAH
[Sejarah Lengkap Kehidupan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam (Bag. 3)]

Awal Pembuatan Kitab Sirah (Biografi atau Riwayat Hidup)

Pada masa pemerintahan Mu'awiyah bin Abu Sufyan, ia mempunyai keinginan yang kuat untuk membukukan sejarah ke dalam sebuah buku, saat itulah ia mulai merealisasikan keinginannya
tersebut. Ia kemudian mengundang seseorang yang bernama 'Ubaid bin Syariyyah al-Jurhumi yang berasal dari Shan'a, ia menuliskan baginya sebuah kitab atau kitab tentang raja-raja dan berita-berita tentang orang-orang atau umat-umat terdahulu.

Barulah setelah itu kami mendapati beberapa ulama dan insan cendekia lainnya yang konsen di bidang ilmu sejarah dari segi khusus, bukan umum, yaitu menulis tentang perjalanan dan
biografi Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam.

Mereka dengan berharap agar dalam penulisan sejarah Rasulullah tersebut akan mendapatkan segala sesuatu yang berhubungan dengan beliau, lalu mereka akan mengaplikaskan hal-hal yang didapat dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam tersebut di dalam diri mereka, karena mereka karena gemar untuk mengikuti jejaknya, karena dahulu mereka dilarang untuk membukukan hadis-hadis beliau, dan pengkodifikasian hadis-hadis beliau baru dibolehkan pada masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz.

Hal ini terjadi atas dasar kekhawatiran akan tercampurnya teks al-Qur'an dengan hadis, oleh sebab itu, maka banyak sekali orang- orang yang berbondong-bondong menjadi muhaddis (seseorang yang ahli dalam bidang hadis), kemudian mereka menulis kitab tentang biografi dan kisah perjalan Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam. Kami akan menyebutkan beberapa orang di antaranya:

'Urwah bin Zubair bin 'Awwam yang merupakan seorang fakih (ahli Fikih) dan muhaddis, yang mengokohkan keturunan dari pihak ayahnya; Zubair, dan ibunya yang bernama Asma binti Abu Bakar yang banyak pula meriwayatkan hadis dari Rasulullah
Shallallahu alaihi wa Sallam dan pada awal kelahiran dan kedatangan agama Islam.

Dan hal yang patut Anda ketahui adalah bahwa Ibnu Ishak, al-Waqidi dan ath-Thabari merupakan orang yang paling banyak meriwayatkan hadis darinya, khususnya hadis-hadis
yang berkenaan dengan Hijrah ke Habasyah, hijrah ke Madinah, dan perang Badar.

Tentang hari kematian 'Urwah, ada yang menyebutkan bahwa dia menghembuskan nafas terakhirnya - diperkirakan- tahun 92 H.

Kemudian sepeninggalnya, muncullah 'Usman bin' Affan al-Madani yang meninggal dunia pada tahun 105 H. dia menulis sebuah kitab tentang Sirah dan
mengumpulkan beberapa hadis tentang kehidupan Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam di dalamnya.

Lalu lahirlah setelahnya Wahab bin Munabbih al- Yumna, yang meninggal dunia pada tahun 110 H.

Dan di salah satu kota Heidelberg di Jerman terdapat sebuah kitab miliknya yang memuat tentang al-Maghazi (peperangan). Beberapa ulama selain mereka pun ada, di antaranya yang meninggal dunia pada seperempat pertama abad ke dua, seperti: Syarhabil bin Sa'ad yang meninggal dunia tahun 123 H. lalu Ibnu Syihab az-Zuhri yang meninggal dunia pada tahun 124 H. dan 'Ashim bin 'Umar bin Qatadah yang meninggal dunia pada tahun 120 H. Dan adapula beberapa orang ulama lainnya di bawah mereka beberapa tahun, seperti:

Abdullah bin Abu Bakar bin Hazm yang meninggal dunia pada tahun 135 H. Mereka itu adalah keempat ulama yang berkecimpung dan konsen dengan berita-berita tentang peperangan dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya.

Dan di antara mereka pula ada yang diperkirakan hidup hingga pertengahan abad ke dua, bahkan mungkin sedikit lebih dari itu.

Seperti: Musa bin 'Uqbah yang meninggal dunia pada tahun 141 H., kemudian Mu'ammar bin Rasyid yang meninggal dunia tahun 150 H., lalu Guru Besar dalam bidang Sirah yaitu Muhammad bin Ishak
yang meninggal dunia pada tahun 152 H.

Sepeninggal mereka semua ini, lahir dan muncullah beberapa orang ulama lainnya, seperti: Ziyad al-Buka'i yang meninggal dunia pada tahun 183H., al-Waqidi yang merupakan pemilik kitab "al-Maghazi" yang meninggal dunia pada tahun 207 H., serta Muhammad bin Sa'ad yang mempunyai kitab "Thabaqat al- Kubra" dan meninggal dunia pada tahun 230 H. Dan sebelum meninggalnya Ibnu Sa'ad, Anda harus mengetahui dan kembali pada kisah Ibnu Hisyam pada tahun 218 H. Dan dia adalah seseorang yang menyelesaikan biografi Ibnu Ishak, lalu menyebarluaskannya kepada masyarakat luas.

๐Ÿ“œ Ilmu Sejarah Dalam Peran dan Perkembangannya yang Berbeda- Beda

Penulisan kitab tentang Sirah atau biografi tidak terputus hingga masa sekarang ini, akan tetapi perbedaan yang mendasar adalah bahwa kitab-kitab tersebut dibuat bukan berasal dari analisa
pengarangnya, atau bahkan pemikiran yang didasari atas bukti-bukti yang konkret, hal-hal yang
merupakan teori-teori ilmuwan yang kita dapati dari beberapa ilmuwan bahwa hubungannya
dengan hal yang dianalisa adalah sesuatu yang selalu berubah dan diperbarui tahun demi tahun, akan tetapi mayoritas buku-buku yang ada pada saat ini adalah buku-buku yang datanya hanya didapatkan dari hasil nukilan dan berita dari orang lain.

Sesungguhnya orang-orang yang konsen di dalam ilmu tersebut hanyalah orang- orang yang
hanya mendapatkan berita kemudian menukilnya dan menjadikannya sebuah buku, lalu mari kita perhatikan orang yang setelahnya, mereka hanyalah mengarang kitab dengan cara
mengumpulkan yang telah ada dan menyusunnya bab demi bab.

Oleh karena itu, jika kita perhatikan lebih jauh lagi dan kita bandingkan kitab yang telah dibuat oleh orang-orang pada saat ini dengan ulama atau ilmuwan zaman dahulu, maka terdapat banyak sekali sesuatu yang harus dikritisi dan ditinjau ulang, sebagaimana yang dilakukan oleh Ibnu Hisyam dengan kitab Sirah Ibnu Ishak. Maka buku-buku klasik yang berada di tangan dan di hadapan orang-orang setelah mereka saat ini, pada hakikatnya adalah sesuatu yang tidak dapat memberikan hal-hal yang baru, karena sesuatu yang terdapat di dalamnya merupakan sebuah bentuk atau gambaran yang tidak dapat disentuh esensinya, kecuali hanya sebagian kecil saja.

Oleh karenanya, kita dapat mengklasifikasikan para pengarang kitab dalam hal tersebut ke dalam dua bagian:

1. kelompok orang yang hidup di bawah naungan kitab-kitab klasik yang dibuat oleh ulama-ulama terdahulu.

Kelompok ini akan menjaga kitab-kitab tersebut dengan cara membuat syarah (penjelasan), ringkasan, atau bahkan memformulasikannya menjadi bait-bait syair agar mudah untuk dihafal.

2. kelompok orang yang membuat dirinya seolah-olah sebagai seorang pengarang yang mengarang sesuatu yang baru.

Maka orang-orang seperti ini akan mengumpulkan buku-buku sejarah dan Sirah yang ada di hadapannya, kemudian mengeluarkan beberapa bagian dari kitab tersebut yang pada hakikatnya merupakan bagian inti dan isi dari kitab itu, dan pada hakikatnya orang seperti ini hanyalah merubah sedikit dari apa yang telah dikarang oleh para ulama terdahulu dengan buku-buku mereka. Orang-orang yang termasuk ke dalam kelompok kedua ini adalah: Ibnu Faris al-Lughawi yang meninggal dunia di Rayy pada tahun 395 H.,

Muhammad Ibnu 'Ali bin Yusuf asy-Syafi'i asy-Syami yang meninggal dunia pada tahun 600

H., kemudian Ibnu Abu Thayy Yahya bin Hamid yang meninggal dunia pada tahun 630 H.,

Zhuhairuddin 'Ali bin Muhamad Kazruni yang meningal dunia tahun 694 H., 'Ala'uddin 'Ali bin Muhammad al-Khalathi al-Hanafi yang meninggal dunia tahun 08 H., Ibnu Sayyid an-Nas¹ al-Bashri asy-Syafi'i yang lahirkan pada tahun 661 H. dan meninggal dunia pada tahun 734 H., Syihabuddin ar-Ra'aini al- Gharnathi² yang meninggal dunia pada tahun 779 H., selanjutnya Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin 'Ali bin Jabir al-Andalusi³ yang meninggal dunia pada tahun 780 H.

Kemudian Muhammad bin Yusuf ash-Shalihi sang pemilik kitab "as-Sirah asy-Syamiyah",⁴ dia meninggal dunia pada tahun 942 H.

Dan 'Ali bin Burhanuddin yang
merupakan pemilik kitab "as-Sirah al-Halbiyah",⁵ dia dilahirkan di Mesir pada tahun 975 H. dan meninggal pada tahun 1044 H. dan masih banyak lagi selain mereka yang telah kami sebutkan ini.

¹. Ibnu Sayyid an-Nas memiliki sebuah kitab yang berjudul: 'Uyunut Atsar fi Funun al-Maghazi wa as-Syamail wa as-Sair dan juga sebuah buku khutbah yang dikarangnya.

². Kitabnya adalah: Risalah fi as-Sirah wa al-Maulid an-Nabawijuga terdapat sebuah buku miliknya yang merupakan kumpulan sejarah.

³. Kitabnya berjudul: Risalah fi as-Sirah wa al-Maulid an-Nabawi, yang merupakan bagian dari kumpulan sejarah yang merupakan kompilasi dari buku-buku sejarah.

⁴. Nama kitab tersebut adalah: Sabilul Huda wa ar-Rasyad fi Sirah Khairil 'Ibad.

⁵. Nama kitab ini adalah: Insanul 'Uyun fi SiratHAmin al-Ma'mun 'alaihishalatu wassalam.

๐Ÿ“– Perkembangan Buku-buku Seputar Maulid (kelahiran) Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam

Ada beberapa ulama yang membuat kitab tentang biografi atau Sirah dengan cara yang lebih
ringkas atau berbentuk ringkasan, dan ringkasan ini hanya membahas tentang satu sisi dari kehidupan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, yaitu seputar kelahirannya dan segala sesuatu yang berkaitan dengan kelahiran yang mulia ini, yang didahului dengan keanehan-
keanehan yang menakjubkan, begitupun dengan masa pertumbuhan beliau. Pada masa
kecilnya, dan apa saja peristiwa di luar dugaan dan kemampuan manusia yang beliau alami pada masa itu yang sangat terkait dengan pengangkatannya di kemudian hari sebagai Rasul
utusan Allah Subhanahu wa Ta'ala, begitu pula menyinggung tentang kehidupannya pada masa muda belia atau remajanya hingga masa dewasa di mana beliau dipercayakan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk mengemban dan menyampaikan risalah agama-Nya, selanjutnya bagaimana beliau menyampaikan risalah tersebut dengan penuh kesabaran dan dengan
memperlihatkan akhlak yang sangat baik dan sifat-sifat yang sangat terpuji, berbeda sekali dengan perilaku para pemuda sebayanya kala itu.

Hal ini sangat diagungkan, jika kami boleh menyebutnya dengan sekilas tentang awal mula kehidupan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan sinopsis yang sangat ringkas seputar sejarahnya setelah risalah tersebut dipercayakan kepadanya.

Sebagian orang menyebut hal dan peristiwa ini sebagai "Maulid
Nabi" atau hari kelahiran Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam, yaitu sebuah ritual rutin yang dilakukan oleh para pemuka agama dan melaksanakan peringatan ini dari tahun ke tahun di masjid-masjid atau di tempat-tempat yang lainnya.

Hal ini membuka peluang yang sangat besar bagi dunia kepenulisan, sehingga risalah atau artikel-artikel yang berkaitan dengan hal ini sangat banyak sekali tersebar, hingga jumlahnya tak dapat terbilang.

๐Ÿ“– As-Sair wa an-Naqd (Ilmu Sirah atau Biografi dan Kritikannya)

Jika kita. flash back dan melihat ke belakang sejenak, yaitu kepada buku-buku klasik yang telah dibuat oleh para ulama Salaf, khususnya yang berkaitan dengan biografi, maka dapat terlihat bahwa di dalamnya banyak sekali terdapat penghapusan jejak (tadlis), hal inilah yang kemudian dijadikan oleh mereka sebagai landasan awal untuk konsen dalam bidang ilmu ini, mereka para ulama mutaqaddimin (yang terdahulu) seluruhnya sangat konsisten dalam hal ini, meskipun mereka ini berbeda- beda sesuai tingkatan-tingkatan zaman mereka, mereka sangat menjaga hal yang pada saat ini mungkin tidak kita pedulikan.

Oleh sebab itu, maka kita tidak akan mendapati seseorang pun di antara mereka yang menunjukkan biografi-biografi yang mempunyai dua kemungkinan pemahamannya, yaitu kabar dan berita yang sangat bertolak belakang dengan kenyataan yang sebenarnya, maka mereka akan segera mengkritiknya dan mendatangkan serta memaparkan kelemahan-kelemahan yang terdapat di dalamnya.

Dan banyak juga mereka yang berkecimpung di bidang ilmu Sirah ini yang membuat ringkasan, saat itu pula mereka menjauhkan diri dari sebagian kabar berita ini, mereka menghindari kabar dan cerita yang mengandung sejarah ini seolah tidak mempercayai kebenarannya, dan bukan meringkas kitab dan cerita tersebut meringankan isi kitab yang terlalu berat.

Hal inilah yang sesungguhnya dilarang untuk dilakukan oleh para ilmuwan zaman dahulu, serta sebagian ulama pada zaman sekarang ini.

Karena kita melihat bahwa orang-orang berkeyakinan dan percaya bahwa Sirah itu kurang lebih merupakan kabar berita yang tidak sesuai dengan kenyataan dan kebenaran, yang hanya dimiliki dan berani dilontarkan oleh orang yang
mempunyai keberanian.

Kita juga melihat pemikiran-pemikiran baru yang mengalir dari karya-karya para pembaharu, pelaku pembuat pemikiran baru tersebut membubuhkan sebuah berita atau mungkin dua buah
berita tentang Sirah dan sejarah, termasuk juga membuat kritik yang sangat tidak sesuai kepada
kita tentang diri Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam atau segala sesuatu yang berhubungan dengannya.

Kemudian mereka meringkasnya dan menambahkan hal-hal yang sangat tidak pantas jika disandarkan kepada Rasulullah karena memang bukan merupakan sesuatu yang berhubungan dengannya, dan tidak pernah terjadi di dalam kehidupan beliau, lalu untuk memperkuat apa yang mereka katakan itu, mereka tidak segan-segan untuk mengeluarkan bukti dan argumentasi tentang kebenaran apa yang mereka katakan dan tuliskan, bukti-bukti tersebut sebagai sesuatu yang akan dipahami dan diterima oleh orang-orang yang percaya kepada mereka.

Hal ini sebagaimana yang dilakukan oleh Syeikh Muhammad 'Abduh di dalam kisah Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam dan seputar pernikahannya dengan Zainab binti Jahsy yang merupakan janda dari Zaid bin Haritsah, Rasulullah menikahi Zainab setelah ia ditalak oleh Zaid bin Haritsah.

Hal yang dikemukakannya ini sangat dikhawatirkan diterima begitu saja oleh orang yang tidak paham, dan ini merupakan Sirah Nabawiyah berita yang
sangat tidak bermanfaat dan hanya merupakan omong kosong belaka.

Di antara mereka juga ada yang mengungkapkan satu atau dua kisah di dalam kitab atau kitab miliknya, lalu dia ungkapkan dengan 'gaya bahasa' yang baru, lalu mempersembahkan sebuah
cerita kepada manusia dengan memutarbalikkan dua kisah yang ada. Di dalam cerita yang ditulisnya, ia juga menuliskan sanad atau siapa sajakah orang- orang yang meriwayatkan cerita
dan berita tersebut, ini merupakan salah satu cara yang paling efektif digunakan dan merupakan rahasia pensucian (penghapusan jejak) kabar berita ini, gaya bahasa dan cara pengungkapan yang baru di dalam buku-buku ini. Maka dari itu, akan nampak sekali makna-makna di dalam ungkapan baru yang telah diubah-ubah ini seperti sebuah jasad yang nampak di dalam
keterkekangan, tidak ada suatu yang dapat disembunyikan darinya.

Uslub atau gaya bahasa dan ungkapan baru ini pun mengandung ejekan dengan pemikiran yang bobrok dan berita yang kotor, si pengarang dan penulis kitab tersebut berharap agar pemikiran dan karyanya dapat diterima oleh para pembaca dan pembaca dapat mengamini pemikiran dan apa yang ditulisnya di dalam bukunya tersebut.

Ada pula orang yang menulis kitab sejarah sama seperti yang dilakukan oleh Ibnu Ishak dalam runtutan dan urutannya, ia menulis kitab Sirah atau kisah perjalanan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sebagaimana cara yang ditempuh oleh Ibnu Ishak, yaitu dengan memulai cerita tersebut dari kisah kelahiran Rasulullah dan berbagai macam peristiwa yang terjadi sebelumnya, baik yang Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam alami sendiri, ataupun yang dialami oleh para sahabatnya.

Setelah itu, barulah disebutkan dan dipaparkan tentang kehidupan Rasulullah hingga beliau akhirnya wafat dan kembali ke pangkuan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Orang semacam ini menukil (copy paste) cerita dan berita ini dari kabar-kabar yang dekat sekali dengan kebenaran, ia sangat hati-hati dalam melakukan tugasnya dan sangat menjauhkan diri dari kemungkinan-kemungkinan buruk yang dapat terjadi, menjauhi segala sesuatu yang bertentangan dengan akal pikirannya dan apa yang ia yakini, serta membantah pemikiran orang-orang yang melampaui batas dan para pendusta.

Maka hadirlah bukunya tentang perjalanan dan kisah hidup Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dengan gaya bahasa yang baru, jauh dari senda gurau dan hal-hal yang tidak mendatangkan manfaat.

Dan jika kita memberitahukan kepada manusia tentang kitab Sirah Ibnu Hisyam, kita ungkapkan kebenaran-kebenaran yang ada di dalam kitab tersebut, tidak pantas bagi kita semua untuk membantahnya, selain bahwasanya kita harus menyerahkan hal tersebut kepada para ulama, dengan keyakinan bahwa ulama mempunyai nash dan dalil yang benar untuk mempersembahkan kitab yang merupakan himpunan kisah perjalanan dan kehidupan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan berbagai macam peperangan yang diikutinya dalam berjihad di jalan Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam rangka menegakkan syari'at-Nya dan agama-Nya.

Bersambung Insyaallah..

 Ibnu Ishaq ๐ŸŽ“
Syarah & Tahqiq: Ibnu Hisyam
Takhrij Hadist: Al-Allamah Asy-Syaikh Al Muhaddist Muhammad Nashiruddin Al-Albani ุฑَุญِู…َู‡ُ ุงู„ู„ู‡ُ.

☆ Diadaptasi untuk pembaca FB oleh nhChan ummu Yp, w/ ๐ŸŒน๐Ÿงก

Komentar