SALAFI, antara Tuduhan & Kenyataan Bag. 7

[Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah sama sekali tidak membawa ajaran baru, melainkan ajaran generasi Salaf]
Sambungan.
SALAFI, antara Tuduhan & Kenyataan
Bag. 7
☆•Tentang Penamaan Salafi •☆
Saudara Idahram mengklaim nama salafi hanyalah upaya ganti baju para pengikut dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah (pada hal. 27).
Menurutnya, penamaan salafi itu sendiri muncul pertama kali di Mesir setelah penjajahan Inggris (pada hal. 29).
Pembaca yang budiman, telah dimaklumi bersama bahwa salafi (السلفي ) itu bermakna pengikut generasi Salaf (السلف).
Sedangkan yang dimaksud dengan generasi Salaf adalah Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam dan para sahabatnya.
Dan umat Islam tidak berbeda pendapat akan keharusan meneladani Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam dan para sahabatnya. Sehingga muncul istilah salafi untuk membedakan para pengikut Salaf dengan golongan yang menyimpang dari jalan Salaf.
Sama halnya dengan penamaan Ahlus Sunnah wal Jama’ah, penamaan ini secara nash, juga tidak terdapat dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Walaupun demikian tidak ada yang mencela penamaan ini, bahkan ulama memunculkan penamaan ini demi untuk membedakan golongan yang benar dan golongan yang menyimpang dari sunnah Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam dan para sahabat. Golongan inilah golongan yang selamat (al-firqotun najiyah) yang dimaksudkan oleh Nabi shallallahu’alaihi wa sallam dalam hadits:
و ت تَرق أمتي لُى ثلاث وسبعين ملة كلهم في النار إلَّ ملة واحدة ما أنا لُيه و أصحابي
“Dan akan berpecah ummatku menjadi 73 millah, semuanya di neraka kecuali satu, yaitu yang mengikuti aku dan para sahabatku.” [HR. Tirmidzi]⁶⁶
Dalam riwayat lain:
كلها في النار إلَّ واحدة وهي الجما ةُ
“Semuanya di neraka kecuali satu, yaitu al-jama’ah.” [HR. Ibnu Abi ‘Ashim]⁶⁷
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah berkata dalam kitabnya Risalah Ila Ahlil Qosim,
“Aku berkeyakinan seperti yang diyakini oleh golongan yang selamat (al-firqotun najiyah), yaitu golongan Ahlus Sunnah wal Jama’ah, aku beriman kepada Allah, Malaikat- malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, kebangkitan setelah kematian dan aku beriman kepada takdir Allah, baiknya dan buruknya.”⁶⁸
Asy-Syaikh Abdullah bin Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahumullah berkata,
“Mazhab kami dalam ushuluddin adalah mazhab Ahlus Sunnah wal Jama’ah dan jalan beragama kami adalah jalan Salaf.”⁶⁹
Pembaca yang budiman, demikianlah hakikat ajaran Salafi yang mereka namakan Wahabi, sebenarnya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah sama sekali tidak membawa ajaran baru, melainkan ajaran generasi Salaf.
Adapun klaim saudara Idahram bahwa penamaan salafi baru muncul setelah penjajahan Inggris di Mesir, ini adalah kebohongan kepada umat demi untuk menggiring opini seakan-akan dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah adalah ajaran baru. Mari kita lihat penyebutan nama Salafi dari kitab-kitab ulama dahulu.⁷⁰
1. Al-Imam Adz-Dzahabi berkata tentang Al-Imam Ad-Daruquthni, "Orang ini (yaitu, Ad-Daruquthni) tak pernah masuk ke dalam ilmu kalam dan jidal, dan tidak pula terjun ke dalamnya, bahkan ia adalah salafi." [Lihat Siyar A'lam An-Nubala' (16/457)]
2. Al-Imam Adz-Dzahabi berkata tentang Al-Imam Muhammad bin Muhammad Al-Bahroni, "Dia adalah seorang yang taat beragama, orangnya baik lagi salafi." [Lihat Mu'jam Asy-Syuyukh (2/280)]
3. Al-Imam Adz-Dzahabi berkata tentang Al-Imam Sholahuddin Abdur Rahman bin Utsman bin Musa Al-Kurdiy Asy-Syafi’i, "Dia adalah seorang salafi bagus aqidahnya.” [LihatTadzkiroh Al-Huffazh (4/1431)]
4. Al-Imam Adz-Dzahabi berkata tentang Al-Imam Abdullah Ibnul Muzhoffar bin Abi Nashr bin Hibatillah, "Dia adalah seorang yang tsiqoh (terpercaya), sholeh, lagi salafi". [Lihat Tarikh Al-Islam (1/4236)]
5. Al-Imam Adz-Dzahabi berkata tentang Al-Imam Al-Qodhi Abul Hasan Umar bin Ali Al-Qurosyi Abil Barokat Ad-Dimasyqi, "Dia adalah seorang yang waro’, sholeh, beragama, lagi salafi." [Lihat Tarikh Al-Islam (1/4849)]
6. Al-Imam Adz-Dzahabi berkata tentang Al-Imam Abdur Rahman bin Al-Khodhir bin Al-Hasan bin Abdan Al-Azdi, "Dia adalah seorang sunni, salafi, lagi atsari –semoga Allah merahmatinya-.” [Lihat Tarikh Al-Islam (1/4861)]
7. Al-Imam Ash-Shofadi berkata tentang Al-Imam Tajuddin At-Tibrizi Asy-Syafi’i, "Dia adalah seorang salafi, lagi tegas menyatakan kebenaran." [Lihat Al-Wafi fil Wafayat (1/2603)]
8. Al-Hafizh Ibnu Abdil Hadi rahimahullah berkata tentang gurunya, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, "Beliau senantiasa di atas hal itu (sibuk dengan ilmu) sebagai generasi penerus yang sholeh lagi salafi." [Lihat Al-'Uqud Ad-Durriyyah (hal. 21)]
Inilah penukilan terhadap penamaan salafi dari para ulama dahulu dalam memuji orang yang berpegang teguh dengan ajaran Salaf. Jadi bukanlah sesuatu yang baru muncul di Mesir setelah penjajahan Inggris seperti yang diklaim oleh saudara Idahram. Agar lebih jelas bagi bagi pembaca tentang hakikat ajaran Salafi, berikut kami lampirkan fatwa MUI Jakarta Utara.
Bersambung Insyaallah..
🖋Catatan Kaki🦶:
⁶⁶ HR. Tirmidzi no. 2641 dari Abdullah bin ‘Amr bain ‘Ash radhiyallahu’anhuma, dan dihasankan Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullah dalam Shohihul Jami’, no. 9474 dan Al-Misykah, no. 171 pada tahqiq kedua.
⁶⁷ HR. Ibnu Abi ‘Ashim dalam As-Sunnah dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, dan disahahihkan Asy-Syaikh Albani dalam Zhilalul Jannah, no. 64.
⁶⁸ Lihat Syarhu Risalah Ila Ahlil Qosim, Syaikh Shalih Al-Fauzan, hal. 15-16, cet. Ke-1, 1427 H.
⁶⁹ Lihat Ad-Durorus Saniyyah, 1/126, sebagaimana dalam Min A’lamil Mujaddidin, hal. 110.
⁷⁰ Dari artikel Al-Ustadz Abdul Qodir, Lc. hafizhahullah di www.almakassari.com yang berjudul, “Terlarangkah Memakai Nisbah As-Salafiy atau Al-Atsariy”, dengan sedikit perubahan.
📌 DiRapiin agar nyaman dibaca warga FB oleh nhc Ummunya my Beloved Son ⚘

Komentar